TENTANGKITA.CO – Pemilihan Presiden Indonesia 2024 diprediksi akan berlangsung sangat ketat.
Hasil survei dari lembaga survei yang berbasis di Australia, Utting Research, pada periode 12-17 Juni 2023 menunjukkan belum ada calon yang dapat memastikan sebagai pemenang.
Survei Utting Research berlangsung secara tatap muka pada 12-17 Juni 2023 dengan melibatkan 1.200 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia. Survei menggunakan metode multi-stage random sampling, dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
BACA JUGA: Survei SMRC: Masyarakat Ingin Capres yang Lanjutkan Program Jokowi
Dalam hasil survei tersebut, ada tiga Calon Presiden (Capres) yang saat ini ramai jadi perbincangan. Yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Masing-masing calon berhasil mencuri perhatian dengan elektabilitas yang hampir berimbang.
Ini elektabilitas menurut survei tersebut
- Ganjar Pranowo 34 persen
- Prabowo Subianto 33 persen
- Anies Baswedan 27 persen.
Selisih elektabilitas ketiga kandidat itu tipis. Namun, itu memperlihatkan kompetisi di antara mereka sangat ketat, dan itu bisa berubah menjelang hari H Pilpres.
BACA JUGA: SURVEI CAPRES INDIKATOR: Anies Masih Kalah dari Ganjar dan Prabowo!
“Pilpres 2024 di Indonesia sangat menarik. Hingga delapan bulan sebelum hari H, pemenangnya masih sangat belum jelas. Tiga kontestan terkuat masih sangat berimbang elektabilitasnya,” kata Managing Director Utting Research, John Utting, dalam keterangan tertulis di Jakarta, yang juga dikutip VOI.
Ingin Keberlanjutan Program Jokowi?
Terkait pertanyaan mengenai visi dan misi calon presiden, mayoritas responden mengatakan ingin melihat keberlanjutan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sejumlah perbaikan.
Sebanyak 61 persen responden menginginkan visi dan misi para calon presiden untuk melanjutkan sebagian kebijakan pemerintahan Jokowi dan memperbaiki sebagian lainnya.
Di sisi lain, sekitar 20 persen responden menilai pemerintahan baru harus mengusung kebijakan baru dan berbeda dari pemerintahan sebelumnya.
“Sementara itu, 18 persen lainnya menyatakan lebih baik melanjutkan kebijakan pemerintahan Jokowi saat ini,” katanya.