TENTANGKITA.CO– Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang seringkali menggunakan Bahasa IbranI, apakah ini bentuk pengamalan ajaran Isa Bugis di Al Zaytun?
Seperti yang sudah banyak beredar di sejumlah media, Panji Gumilang dalam berbagai kesempatan menggunakan salam kaum yahudi yang menggunakan Bahasa Ibrani.
Hal ini terlihat saat Panji menemnui tim Investigasi Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate, Panji meyampaikan salam dengan kata Shalom Aleichem.
Baca juga: Panji Gumilang Minta Wali Santri Al Zaytun Tetap Bayar Uang Sekolah, Meski Rekening Diblokir
Salam yang biasa digunakan oleh Kaum Yahudi ini, juga ia lontarkan kembali saat pemeriksaan di Bareskrim Polri.
Penggunaan Bahasa Ibrani lainnya, juga terlihat dari video yang diunggal Kanal Youtube Al Zaytun Official dengan menampilkan para santri menyanyikan lagu Hava Nagila (Lagu yahudi).
Al Zaytun juga sempat membuat geger karena pernah mengusulkan terjalinnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel.
Baca juga: 100 Persen Bisa Kerja Remote! 12 Bisnis Online Tanpa Modal Tapi Tetap Cuan, Bisa Kamu Coba!
Dengan berbagai fakta ini, banyak yang menduga Panji Gumilang mencoba mempraktikan ajaran Isa Bugis di Al Zaytun.
Seperti yang disampaikan, akademisi pengamat pesantren, Najih Arromadloni dalam acara di layar televisi mengungkapkan, Panji sepertinya mengawinkan Isa Bugis dan NII di Al Zaytun.
Menurutnya, ia yang pernah mengamati secara langsung dan berinteraksi dengan tokoh dan alumni Al Zaytun melihat kecenderungan ke arah itu.
“Ketika ditarik secara historis, maka muncul sebuah teori bahwa ajaran Al Zaytun merupakan perkawinan antara ajaran NII dengan ajaran Isa Bugis,” katanya.
Apa Itu Ajaran Isa Bugis
Ajaran Isa Bugis adalah ajaran yang disebarluaskan oleh seorang tokoh dari Kota Bakhti Aceh Pidie pada tahun 1926.
Isa Bugis sendiri adalah nama orang atau tokoh yang dijadikan panutan oleh kaum yang mempercayai ajaran tersebut.
Baca Juga: 10 Pekerjaan yang Cocok untuk Golongan Darah A, si Introvert Wajib Tahu Ini!
Dalam pemahaman keagamaannya, Isa Bugis menggabungkan ajaran Yahudi dan memandang Agama Islam dengan tolok ukur rasio.
Ia dan pengikutnya akan menolak hal-hal mendasar di ajaran Islam jika itu bertentangan dengan akal dan pikiran mereka.
Ajaran Isa ini mencoba untuk mengilmiahkan ajaran agama dengan kekuasaan, serta menolak semua hal yang tidak masuk akal.
Seperti misalanya,adalah dengan menolak kebenaran mukjizat Nabi Musa yang dapat membelah laut dengan tongkat.
Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Temui PM Malaysia Anwar Ibrahim Di Putrajaya
Karena dianggap menyimpang, ajaran Isa Bugis ini telah ditetapkan sebagai ajaran sesat dan dilarang pada tahun 1980-an.
Penetapan ajaran sesat ini adalah hasil dari rapat para tokoh dan intelektual muslim saat itu, seperti Buya Hamka, Prof. Rasyidi, dan Departemen Agama.
Pada rapat tersebut disimpulkan, jika ajaran Isa Bugis tidak cukup berilmu agama.
Kemudian ajaran Isa Bugis ini juga tidak memiliki metode atau cara berpikir yang benar.
Selain itu, diketahui para pengikut ajaran Isa Bugis ini kurang dalam penguasaan bahasa Arab.
Al Zaytun, NII dan Isa Bugis
Najih berpendapat, ajaran Isa Bugis coba dikawinkan dengan Negara Islam Indonesia dengan membungkusnya dalam lembaga pendidikan.
Ia menduga Al Zaytun mempropagandakan konsep NII melalui kurikulum pembelajaran dan kegiatan sosial seperti MIM (Masyarakat Indonesia Membangun).