TENTANGKITA.CO – Ternyata ada istilah yang disebut dengan varian Kristen Muhammadiyah alias KrisMuha dalam perjalanan pergerakan perserikatan yang dibentuk oleh Kiai Ahmad Dahlan pada tahun 1912.
Varian Kristen Muhammadiyah atau KrisMuha itu merujuk pada orang yang masih memeluk agama Kristen yang ternyata menjadi simpatisan Muhammadiyah.
Fenomena unik tersebut ditemukan oleh Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dan tokoh muda pergerakan itu, Fajar Rizal Ulhaq, yang melakukan penelitan dan kemudian membukukan riset itu dengan judul Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan.
Rupanya, buku berdasarkan penelitian itu menarik perhatian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang kemudian menggelar bedah buku atas karya dua tokoh Muhammadiyah tersebut.
BACA JUGA: Jadwal Sidang Mario Dandy: MDS dan Shane Sudah di Rutan Cipinang, Katanya Bareng Tahanan Lain
Bekerja sama dengan Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, acara bedah buku tersebut digelar pada pada Senin (22/05) di Kantor Kemendikbudristek, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.
Menurut Ketua LKKS PP Muhammadiyah, Fajar Riza Ulhaq, buku tersebut menggambarkan situasi toleransi di daerah-daerah terpencil di Indonesia, terutama di daerah 3 T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).
Daerah-daerah pinggiran Indonesia yang dimaksud adalah Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT); Serui, Papua; dan Putussibau, Kalimantan Barat (Kalbar).
Menurut Fajar, fenomena munculnya varian KrisMuha dapat dijelaskan oleh adanya interaksi yang intens antara siswa-siswa Muslim dan Kristen dalam lingkungan pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Namun, perlu dicatat bahwa interaksi tersebut tidak menghilangkan identitas mereka sebagai penganut agama Kristen yang taat.
“Kami tidak menduga ketertarikan dan antusiasme masyarakat (pembaca) terhadap karya ini masih sedemikian besar hingga saat ini, meskipun buku ini pernah diterbitkan 2009 silam,” kata Fajar seperti dilansir laman Muhammadiyah dalam artikel bertajuk Alasan Lahirnya Varian Baru Kristen Muhammadiyah.
Menurut Fajar, fakta tersebut merupakan kontribusi Muhammadiyah terhadap bangsa ini. “Inilah kontribusi Muhammadiyah dalam membangun generasi Indonesia yang lebih toleran, inklusif, dan terbiasa hidup bersama dalam perbedaan.”
Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa pada awalnya buku tersebut diterbitkan pada tahun 2009 namun kurang detail dalam hal data-data.
Namun, kali ini, menurut Mu`ti, buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (Kompas Gramedia) telah mengalami penyempurnaan yang komprehensif dan juga telah diperbaiki dengan baik.
BACA JUGA: Cara Mudah Cek Penerima KJP Plus bulan Mei Tahap 1 Tahun 2023: Cek kjp.jakarta.go.id dan JakOne
“Terutama pada bagian bab dua dalam buku ini dijelaskan tentang akar pluralisme dalam pendidikan Muhammadiyah di tingkat akar rumput,” kata Mu`ti.