Jumat, 22 November 2024

Pemilu Turki, Erdogan Hadapi Lawan Berat 

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Rakyat Turki berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara mulai Minggu (14/5) untuk memilih presiden sekaligus wakil-wakil mereka di parlemen.

Rakyat negeri ini akan menentukan apakah akan meneruskan kepemimpinan Presiden Presiden Recep Tayyip Erdogan atau memulai pemerintahan baru dengan memilih kandidat oposisi yaitu Kemal Kilicdaroglu, dan Sinan Ogan.

Jumlah pemilih yang terdaftar sebanyak 64,1 juta orang, namun sebelumnya sudah ada 1,767 juta orang yang sudah menggunakan suara di luar negeri. Panitia pemungutan suara menyiapkan sebanyak 191.885 kotak suara telah disiapkan untuk pemilih di dalam negeri.

Setiap pemilih akan diberikan dua surat suara, satu untuk pemilihan presiden dan satu lagi untuk anggota parlemen, yang akan menjabat selama lima tahun ke depan.

Pemilu Terakhir Erdogan 

Pemilu Turki tahun ini adalah terakhir bagi Presiden Recep Tayyip Erdoğan. 

Presiden Turki akan dipilih secara langsung melalui sistem dua putaran. Seperti di Indonesia, kandidat harus mendapatkan suara lebih dari 50 persen untuk bisa menang satu putaran. 

Jika tidak ada kandidat yang memperoleh suara mayoritas, maka diadakan Pilpres putaran kedua di antara dua calon dengan perolehan suara terbanyak pada putaran pertama. 

Peraih suara terbanyak dalam putaran kedua ini akan menjadi Presiden Turki periode 2023-2028.

Erdogan maju dari partai koalisi Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Partai Gerakan Nasionalis (MHP), Partai Refah Baru, dan lain sebagainya.

Lawan Erdogan dalam pemilu 2023 ini adalah Kemal Kilicdaroglu yang merupakan calon dari gabungan koalisi enam partai yang dikomandoi Partai Rakyat Republik (CHP) dan IYI Parti.

Kilicdaroglu adalah pemimpin CHP dan telah menjadi Pemimpin Partai Oposisi Utama di Turki sejak 2010. Sedangkan IYI Parti merupakan partai pecahan MHP. 

AKP dan MHP merupakan dua mitra koalisi utama yang membawa Erdogan memenangkan pemilu pada 2018. Sedangkan Partai Refah Baru merupakan pendatang baru.

Partai Refah Baru dipimpin Fatih Erbakan, anak dari tokoh Islam sekaligus mantan PM Turki Necmetin Erbakan. 

CHP adalah partai sekuler terbesar di Turki, namun kini kini berjanji akan melindungi penggunaan hijab jika menang pemilu. 

Dalam upaya untuk menggulingkan Erdogan, berbagai kelompok faksi politik seperti sekularis, anti-pengungsi, radikal kiri, nasionalis sekuler dan kelompok pecahan AKP telah berkumpul di satu “meja”.
Mereka menyebutnya kelompok “meja enam”. 

Bersaing Ketat 

Pengamat hubungan internasional Pizaro Gozali mengatakan  berdasarkan hasil survei, keduanya terus bersaing ketat.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diprediksi akan menang dalam putaran pertama pemilu presiden (pilpres) dengan selisih kecil. 

Prediksi itu menurut jajak pendapat oleh pusat penelitian Areda and Asal. Survei Areda menunjukkan 51,3% responden siap memilih Erdogan, sementara 44,2% akan mendukung Kemal Kilicdaroglu, kandidat oposisi utama. 

Kandidat ketiga, Sinan Ogan, bisa memperoleh hampir 4% suara.

Aliansi AKP dan MHP akan memperoleh lebih dari 51% suara, menurut jajak pendapat itu. Jajak pendapat Asal memperkirakan Erdogan akan menerima 50,6% suara, dan Kilicdaroglu 46,3%.

Pada survey lain, Kilicdaroglu dijagokan untuk menang. Dengan margin of error survei sebesar 2%-3%, akan sangat sulit memastikan pemenang pertarungan ini.

Pilpres rasa internasional

Menurut Pizaro, Pilpres Turki menyebar ke kawasan hingga dunia internasional, dari  Timur Tengah, Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika karena peran sentral Turki dalam memainkan diplomasi di kawasan.

Dengan segala kelemahan dan kelebihannya, Erdogan berhasil mengangkat Turki yang sebelumnya terperosok sebagai negara pinggiran di Eropa, menjadi jantung diplomasi keamanan di benua biru.

Erdogan juga memilih berada di tengah-tengah konflik Rusia dan Ukraina dan tidak ingin terbawa arus dukung kepada salah satunya.

Situasi ini yang membuat negara-negara Barat geram kepada Erdogan. 

Beberapa kali Erdogan menolak untuk ikut dalam arus genderang Amerika untuk melawan Rusia dalam konflik Ukraina. 

Tapi Erdogan juga vokal mengkritik Rusia atas aneksasi terhadap wilayah Krimea dan serangannya terhadap masyarakat sipil di Suriah.

 

 

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Pekan Ke-12 Liga Inggris Sabtu (23/11): Arsenal v Nott’m Forest

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Pekan ke-12 Liga Inggris pada Sabtu (23/11) akan menghadirkan sejumlah laga di antaranya tiga tim peringkat...