TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kembali menjadi sosok dengan elektabilitas tertinggi sebagai calon wakil presiden (cawapres) tertinggi mengungguli tokoh-tokoh lain, menurut hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI), Rabu (3/05).
Direktur Eksekutif Jayadi Hanan mengatakan Ridwan Kamil dipilih sebagai wakil presiden oleh 19,5 persen responden. Survei dilakukan pada 12-17 April 2023.
Ridwan Kamil mengungguli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan elektabilitas 14,4 persen dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 11,6 persen.
Di bawah keempat tokoh ini ada sosok menteri BUMN Erick Thohir yang mendapat 10,5 persen suara responden, disusul oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yaitu 6,8 persen dan Walikota Solo Gibran Rakabuming dengan 4,9 persen suara responden.
“Menkopolhukam Mahfud MD memperoleh elektabilitas sebagai cawapres sebesar 4,5 persen, kemudian mantan Panglima TNI Andika Perkasa dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang sama-sama mendapat 2,5 persen dari responden survei,” ujar Jayadi.
Survei LSI ini menggunakan metode multistage random sampling jumlah responden sebanyak 1.220 orang. Margin of error dari survei ini sebesar +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka dan quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak sebesar 20 persen dari total sampel.
Nama lain yang masuk sebagai cawapres adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di angka 1,6 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 0,7 persen, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebanyak 0,2 persen.
Ridwan Kamil Stabil sebagai Cawapres Unggulan
Sebelum LSI, lembaga survei Indikator Politik Indonesia juga menempatkan Ridwan Kamil sebagai cawapres dengan elektabilitas tertinggi.
Pada jajak pendapat yang digelar pada 11-17 April 2023, Ridwan Kamil berada di peringkat pertama dengan perolehan 17,3 persen dalam simulasi pilihan 19 nama. Sedangkan dalam simulasi 9 nama Ridwan Kamil tetap berada di peringkat pertama (20,1%), sedangkan Hasil simulasi 5 nama cawapres juga Ridwan Kamil tetap unggul di peringkat pertama dengan perolehan 22,5%.
Nama tokoh lain seperti Sandiaga Uno, Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono dan Khofifah Indar Parawansa tidak bisa menyusul elektabilitas Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih Partai Golkar ini.
Survei dari Populi Center juga menunjukkan elektabilitas Ridwan Kamil sebagai cawapres sebesar 22,4%, berada di peringkat pertama mengungguli Sandiaga Uno (16,8%) dan Andika Perkasa (9,9%) responden.
Sebelumnya Litbang Kompas juga peluang Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno sebagai bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Calon Presiden dari PDIP Ganjar Pranowo.
Jajak pendapat yang digelar pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023 menunjukkan Ridwan Kamil unggul dengan 16 persen sementara Sandiaga 11,9 persen.
Gerak Cepat Golkar
Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi mengatakan nilai tawar Partai Golkar akan meningkat jika menawarkan Ridwan Kamil sebagai calon yang diusung, baik pada Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) maupun PDIP untuk mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024
“Lain soal jika Golkar mengusung Ridwan Kamil sebagai cawapres. Tentu posisi tawar Golkar tidak akan dipandang sebelah mata oleh partai-partai lain,” ujar Ari Junaedi seperti dikutip dari Kompas.
Menurut Ari, Partai Golkar harus bergerak cepat menghadapi perkembangan politik agar tidak kehilangan momentum. Golkar harus segera memutuskan untuk bergabung mengusung Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo.
Proses negosiasi Partai Golkar dengan KKIR menurut Ari akan berjalan mulus jika mengusung Ridwan Kamil, yang mempunyai elektabilitas tinggi sebagai cawapres.
Pakar politik Universitas Bengkulu Panji Suminar mengatakan Partai Golkar lebih memiliki daya tarik untuk diajak berkoalisi dilihat dari basis massa, ambang batas parlemen maupun kader potensial.
Namun ada syaratnya, kata Panji yaitu Partai Golkar legowo menurunkan targetnya dari kursi capres menjadi kursi cawapres. Selain itu tidak memaksakan sosok Airlangga Hartarto disodorkan sebagai calon wakil presiden yang akan diusung.
Menurut Panji, Partai Golkar memiliki kader potensial menjadi pasangan Ganjar Pranowo, yakni Ridwan Kamil. Sementara Airlangga Hartarto cukup menjadi king maker saja seperti yang dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh.
“Kalau dari hitung-hitungan, Ridwan Kamil lebih memiliki potensi dan elektabilitas, serta sosok yang bisa disuguhkan ke milenial sebagai pemilik suara terbesar. Di bawahnya RK baru sosok Sandiaga Uno dan Erick Thohir,” ujar dia seperti dikutip dari Antara.
Rekam Jejak Ridwan Kamil
Rekam jejak RK selama ini cukup baik dalam memimpin Jawa Barat. Misalnya tingkat inflasi yang terjaga, dimana sejak dia memimpin pada 2018 sampai 2022, tingkat inflasi Jawa Barat rata-rata hanya 3,3%.
Kemudian pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai 5,45%, di atas pencapaian perekonomian nasional. Salah satu pencapaian terbaik RK juga bisa ditelisik dari kemampuannya menarik investasi, dimana Jawa Barat menjadi provinsi di luar ibu kota dengan nilai investasi terbesar, mencapai Rp80 triliun pada 2022.
Pada bidang kesehatan, Jawa Barat di bawah kendali RK telah melakukan banyak inovasi dalam bidang kesehatan. Seperti sistem informasi manajemen kesehatan, program asuransi kesehatan gratis bagi masyarakat miskin, dan penggunaan teknologi dalam pelayanan kesehatan. Selain itu, pada tahun 2020, Jabar berhasil menjadi provinsi pertama di Indonesia yang mampu menekan angka penyebaran COVID-19.
Sebagai arsitek, RK juga piawai memperindah Jawa Barat dimana dia telah melakukan banyak upaya untuk melestarikan lingkungan, seperti pengembangan hutan kota dan program penghijauan. Pada tahun 2020, Jabar berhasil meraih penghargaan sebagai provinsi dengan kategori hijau terbaik dalam ajang Anugerah Hijau Indonesia.
Saat ini RK adalah kader Partai Golkar setelah resmi menjadi anggota partai Beringin ini pada 18 Januari 2023. Sebelum resmi menjadi kader, RK pada awal Desember lalu sudah lebih dulu masuk dalam sayap organisasi Golkar, Kosgoro 1957. Golkar pun menganggap RK sudah menjadi bagian partai mereka sejak saat itu.