TENTANGKITA.CO – Pegiat media sosial dengan akun Rudi Valinka, @kurawa, juga memberikan tafsir bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat menolak ajakan berpelukan dari Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem), Surya Paloh.
Momen yang ditafsirkan Rudi Valinka a.k.a @kurawa sebagai bentuk penolakan Jokowi atas ajakan berpelukan Surya Paloh terjadi pada Puncak Peringatan HUT ke-58 Partai Golkar di Kemayoran, Jakarta, Jumat 21 Oktober 2022.
Rudi Valinka alias @kurawa yang memiliki hampir 382 ribu follower juga menyertakan penggalan video momen tersebut lewat cuitannya.
“Tangan kiri Paloh sudah masuk hendak menarik badan Jokowi untuk berpelukan, namun tubuh kurus beliau mampu menahannya agar tdk kejadian. Tangan kanan jokowi mengantung memberikan tanda “Gue ogah Dipeluk” cuk. Ini yang tejadi pula utk kader nasdem dibawah kelak..gak punya teman.” Begitu tulis @kurawa.
Tangan kiri Paloh sudah masuk hendak menarik badan Jokowi untuk berpelukan, namun tubuh kurus beliau mampu menahannya agar tdk kejadian.
Tangan kanan jokowi mengantung memberikan tanda "Gue ogah Dipeluk" cuk.
Ini yang tejadi pula utk kader nasdem dibawah kelak..gak punya teman pic.twitter.com/P3tsL1IncS
— RUDI VALINKA (@kurawa) October 22, 2022
Akun @kurawa alias Rudi Valinka terkenal sebagai pendukung garis keras Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia kemudian juga bergabung dalam barisan yang kerap membela Presiden Jokowi.
Tafsir Jokowi menolak ajakan berpelukan dari Surya Paloh juga disampaikan oleh pegiat media sosial lainnya, Eko Kutadhi, lewat akun Twitter-nya, @_ekokuntadhi, yang memiliki lebih dari 306 ribbu pengikut.
“Jokowi menghindar dari pelukan Paloh. Seperti ingin bilang. “Kita sudah tidak sejalan, bung!”
Begitu tafsir yang disampaikan Eko Kuntadhi menjelaskan penggalan video tersebut.
Momen pertemuan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu terjadi pada Puncak Peringatan HUT ke-58 Partai Golkar di Kemayoran, Jakarta, pada Jumat 21 Oktober 2022.
Tentu, narasi tersebut sekadar tafsir dari Rudi Valinka alias @kurawa dan Eko Kuntahdi yang belakangan menjadi penggiat dukungan untuk Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang digadang-gadang menjadi kandidat calon presiden (capres).
Namun, belakangan memang berkembang rumor bahwa hubungan Jokowi dengan Surya Paloh kurang baik. Banyak yang mengaitkan hal itu dengan keputusan NasDem mengumumkan Anies Baswedan sebagai capres partai besutan Surya Paloh itu.
Surya Paloh pun sempat mengatakan bahwa ada desakan dari kelompok tertentu yang meminta NasDem keluar dari Kabinet Presiden Jokowi karena partai itu menjadi Anies Baswedan sebagai kandidat capres.
Menanggapi hal itu, Surya Paloh menegaskan bahwa selama ini NasDem adalah partai yang setia dengan Presiden Jokowi.
Dalam acara Partai Golkar tersebut, Presiden Jokowi juga berbicara tentang masalah capres-capresan. Kepala Negara mengingkatkan agar Partai Golkar tidak tak sembrono dalam mendeklarasikan capres dan calon wakil presiden (cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“…. saya yakin, saya yakin, saya yakin Golkar akan dengan cermat akan dengan teliti akan dengan hati-hati tidak sembrono dalam mendeklarasikan capres dan cawapres,” Presiden Jokowi menegaskan.
Dalam pandangan Jokowi, dengan usia sudah 58 tahun, Partai Golkar memiliki jam terbang dan pengalaman yang matang dalam jagad perpolitikan Indonesia.
“Dan saya yakin yang dipilih oleh Partai Golkar capres maupun cawapres ini adalah tokoh-tokoh yang benar,” kata dia.
Jokowi memberi ilustrasi bahwa presiden itu layaknya pilot yang membawa banyak penumpang yakni ratusan juta penumpang. “Pilpres itu memilih pilot dan co-pilot. Ini tak mudah sekarang ini,” ucapnya.
Terkait dengan Pilpres 2024, Partai Golkar saat ini terus membangun hubungan erat dengan partai politik lain dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan anggota sementara Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Meski begitu, sampai saat ini, KIB belum memutuskan siapa sosok yang akan ditetapkan sebagai capres dan cawapres.
Untuk urusan kandidat capres, NasDem adalah partai yang paling dulu secara resmi mengajukan kandidat capres. Surya Paloh mengumumkan langsung Anies Baswedan sebagai kandidat capres partainya pada 3 Oktober 2022.
NasDem kini tengah berupaya membentuk koalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).