TENTANGKITA.CO – Pembicaraan tentang bursa calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden 2022 menjadi semakin marak beberapa pekan belakangan.
Adalah manuver dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang menetapkan Anies Rasyid Baswedan sebagai capres menjadi pemicunya.
Berikut ini artikel yang dilansir bengsol.id, jaringan tentangkita.co. Selamat menikmati.
Hari Minggu malam (16/10/2022), bakal calon presiden Partai Nasdem, Anies Baswedan, duduk semeja dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY, mantan Wapres Jusuf Kalla, Ketum Nasdem Surya Paloh, dan Presiden PKS Akhmad Syaiku.
Mereka datang menghadiri resepsi pernikahan anak Ketua Dewan Syuro PKS Salim Segaf Aljufri di Balai Sudirman, Jakarta. Juga turut duduk semeja Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
BACA JUGA: Transjakarta Minta Maaf Atas Keluhan Perubahan Sistem Pembayaran
Akankah momen itu isyarat tiga partai tersebut (Nasdem, PKS dan Demokrat) bakal segera mendeklarasikan koalisi untuk mengusung Anies sebagai capres pada Pilpres 2024?
Adakah kehadiran AHY bersama bapaknya, SBY, sekaligus mengisyaratkan bahwa AHY akan didapuk sebagai bakal cawapres pendamping Anies?
Seperti diketahui, hingga kini rencana koalisi tiga partai itu belum juga dikukuhkan dalam suatu kerjasama resmi berbentuk semacam piagam koalisi atau sejenisnya.
Sejak Nasdem mendeklarasikan pencapresan Anies pada 3 Oktober lalu, sampai hari ini belum ada langkah konkrit apapun yang memperlihatkan tiga partai akan segera meresmikan kerjasama koalisi menyongsong Pilpres 2024.
BACA JUGA: Kartu Prakerja Gelombang 47 & 48, Begini Tips Lolos Seleksi & Pantau Terus prakerja.go.id
GANJALAN
Gosip dan analisis yang berkembang menyebutkan isu kandidat cawapres menjadi ganjalan utama ketiga partai untuk mencapai kesepakatan dasar untuk mengukuhkan koalisi.
Meski soal pencapresan Anies nyaris tak ada perdebatan dan keberatan di antara ketiga partai, namun soal posisi bakal cawapres masih alot. Ketiga partai punya keinginan dan selera berbeda.
Partai Demokrat secara terbuka jelas menginginkan agar AHY menjadi kandidat cawapres pendamping Anies. Harapan ini tampaknya tak bisa ditawar-tawar lagi.
Dengan kata lain, Demokrat akan mudah untuk melangkah meresmikan koalisi tiga partai jika AHY disepakati sebagai cawapres pendamping Anies.
Di sisi lain, Nasdem dan PKS berharap kandidat cawapres dicarikan dari figur luar partai sama seperti Anies sebagai bakal capres nonpartai.
BACA JUGA: Info Lengkap KJP Plus November 2022 dan Tata Cara Tutup Buku Tabungan KJP 2022
Selain itu, kedua partai juga menghendaki agar sosok cawapres memiliki elektabilitas dan kualifikasi memadai. Bukan sosok yang nyaris minim dalam pengelolaan pemerintahan.
Kabarnya salah satu nama yang dilirik kedua partai adalah Jenderal Andika Perkasa, kini Panglima TNI, yang pada akhir tahun ini akan pensiun dari dinas kemiliteran.
Pertanyaannya, akankah Nasdem dan PKS pada akhirnya mengakomodasi harapan dan keinginan Demokrat untuk menyandingkan AHY sebagai cawapres pendamping Anies?
Atau sebaliknya, Demokrat yang bakal menerima sosok cawapres lain dengan kompensasi akan diakomodasi lebih luas dalam kursi kabinet jika duet Anies dan pendampingnya memenangi Pilpres 2024?
Sosok Jusuf Kalla tampaknya akan punya peran besar untuk mencari terobosan dalam memecahkan persoalan negosiasi politik di antara ketiga partai dalam penentuan kandidat cawapres pendamping Anies.
JK punya pengalaman panjang dalam lobi-lobi politik dan penanganan bermacam konflik. Mantan Ketum Partai Goklkar itu dikenal ulet dan piawai dalam mengusahakan solusi yang memuaskan para pihak….(Gempur Raharjo)